Fikroh.com – Sekarang ini, jika ada da’i yang selalu mengaitkan pembebasan masjid Al Aqsha dengan munculnya Imam Mahdi, maka ketahuilah itu adalah TANDA KEPUTUS-ASAAN.
Sesungguhnya dahulu Baitul Maqdis sudah pernah dikuasai tentara salib selama ratusan tahun. Bahkan bagian masjid Al Aqsha sudah dijadikan kandang kuda oleh tentara salib, tapi tak pernah para ulama putus asa dan membacakan hadits tentang imam mahdi siang dan malam… Tetapi mereka (para ulama) meretas jalan kebangkitan dan mendidik ummat, hingga lahirlah Sholahuddin Al Ayyubi membebaskan tanah Baitul Maqdis.
Yahudi menguasai tanah palestina baru tahun 1948, tapi kita lihat berapa banyak orang sudah putus asa, berapa banyak juru dakwah yang pesimis dan mati sebelum berperang, seolah-olah hanya al-mahdi yang bisa membebaskannya. Sehingga materi yang disampaikan selalu imam Mahdi dan huru hara akhir zaman.
Imam Mahdi akan memimpin ummat di akhir zaman menuju Kemenangan. Ya itu benar itu Haq.
Tapi jangan kau “ninabobokkan” ummat dengan hadits itu, sehingga mereka putus asa dan berpangku tangan menunggu imam Mahdi.
Justru tugas kita menanamkan pada mereka optimisme bahwa kitalah yang akan merebut kembali Baitul Maqdis…. Kitalah yang akan mengembalikan Al Aqsha.
Adapaun imam Mahdi…maka ada episodenya sendiri di akhir zaman.
Demikian ungkap Ust. Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI.
Sebagian dari mereka juga berkata : Palestina tidak akan kembali pada umat Islam kecuali di zaman Al-Mahdi.
Ucapan ini salah karena beberapa sebab :
1. Banyak riwayat menunjukan bahwa sebelum masa Al-Mahdi, Palestina ada di bawah kekuasaan Sufyani, artinya dia kembali ke pangkuan umat Islam sebelum masa Al-Mahdi. Dan Yahudi akan diperangi umat Islam di akhir zaman sehingga batu dan pohon dapat berbicara, mereka itu adalah pengikut dajjal.
2. Andai setiap Palestina dijajah oleh penjajah kita berkata bahwa Palestina tidak akan bisa dibebaskan kecuali oleh Al-Mahdi, maka Solahudin Al-Ayyubi tidak akan pernah mau berjuang membebeaskan Al-Quds dari tangan pasukan salib! Dia pasti juga akan menunggu munculnya Al-Mahdi.
3. Kita diperintahkan untuk berusaha sesuai dengan sunnatullah, bahkan andai kita di zaman Al-Mahdi kita tidak pernah diajarkan untuk diam saja menunggu. Maka barangsiapa sekarang menjadi orang yang berjuang demi agama, maka dia akan menjadi orang yang berjuang demi agama di saat munculnya Al-Mahdi. Namun barangsiapa yang sekarang kerjaannya hanya menghayal, maka dia akan tetap menjadi tukang khayal saat Al-Mahdi datang.
Dr. Abdul Fattah Qadisy al-Yafi’ie