Hukum Shalat Jenazah Didalam Masjid

Hukum Shalat Jenazah Didalam Masjid

Fikroh.com – Hampir menjadi kebiasaan jika shalat jenazah dilakukan di dalam Masjid. Namun bagaimana tinjauan fikih dalam masalah ini? Berikut ini penjelasannya.

Al-Imam Tirmidzi rahimahullah dalam kitab “Sunannya” (no. 1033) meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anhaa bahwa beliau berkata :

صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى سُهَيْلِ ابْنِ بَيْضَاءَ فِي الْمَسْجِدِ

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mensholati Suhail bin Baidhoo` didalam masjid”.

Asal hadits ini ada pada shahih Muslim.

Yang menarik al-Imam Tirmidzi mengatakan setelah meriwayatkan hadits ini, terkait fiqih hadits dari para Aimah, kata beliau rahimahullah :

وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ. قَالَ الشَّافِعِيُّ : قَالَ مَالِكٌ : لَا يُصَلَّى عَلَى الْمَيِّتِ فِي الْمَسْجِدِ. وَقَالَ الشَّافِعِيُّ : يُصَلَّى عَلَى الْمَيِّتِ فِي الْمَسْجِدِ، وَاحْتَجَّ بِهَذَا الْحَدِيثِ.

“Hadits ini diamalkan oleh sebagian ulama. Syafi’i berkata : “Malik berkata, tidak disholati jenazah didalam masjid”. Adapun Imam Syafi’i sendiri berkata : “disholati jenazah didalam masjid”, dan beliau berhujjah dengan hadits ini”.

Namun kalau kita merujuk langsung kepada kitab “al-Muwatha`” karya al-Imam Malik rahimahullah, maka disana beliau malah menurunkan satu bab dengan judul :

الصَّلَاةُ عَلَى الْجَنَائِزِ فِي الْمَسْجِدِ

“Sholat jenazah didalam masjid”.

Dalam bab ini, al-Imam Malik rahimahullah menurunkan hadits Aisyah radhiyallahu anhu yang  marfu’ sebagaimana diatas dengan redaksi yang lebih lengkap (no. 614) dan sebuah atsar Ibnu Umar radhiyallahu anhumaa dengan sanad yang sangat shahih (no. 615) :

صُلِّيَ عَلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فِي الْمَسْجِدِ

“Umar bin Khothob radhiyallahu anhu disholati didalam masjid”.

Umumnya para ulama hadits seperti Imam Malik rahimahullah menunjukkan pandangan fiqihnya dalam judul-judul bab yang ditampilkan dan tentunya kita berkhusnudzon kepada al-Imam Malik yang tidak meninggalkan hadits dan atsar shahabi yang begitu jelas dalam bab ini, yang beliau bawakan sendiri.

Dan ternyata itu benar, al-Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah telah mengkonfirmasikannya kepada kita semuanya dalam kitabnya “al-Istidzkaar” Syarah al-Muwatha` (III/46), kata beliau :

وَقَدْ رُوِيَ عَنْهُ جَوَازُ ذَلِكَ مِنْ رِوَايَةِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ وَغَيْرِهِمْ

“Dan telah diriwayatkan dari al-Imam Malik kebolehannya (sholat jenazah didalam masjid) dari riwayatnya ahli Madinah dan selain mereka”.

Selain itu juga, Imam Ibnu Abdil Barr menginformasikan kepada kita bahwa al-Imam Ahmad rahimahullah dan mayoritas ulama berpendapat bolehnya sholat jenazah didalam masjid. Bahkan kemudian beliau membawakan atsar yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah rahimahullah dengan sanadnya sampai kepada Urwah bahwa beliau berkata :

مَا صَلَّى عَلَى أَبِي بَكْرٍ إِلَّا فِي الْمَسْجِدِ

“Tidaklah Abu Bakar radhiyallahu anhu disholati, kecuali didalam masjid”.

Sholat jenazah Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhum dihadiri oleh para sahabat senior, sehingga ini adalah hujjah yang lebih memperkuat lagi masalah ini.

Hanya saja memang yang lebih utama sholat diluar masjid di tempat yang khusus disediakan untuk sholat jenazah. Imam al-Albani rahimahullah dalam kitabnya yang terbaik dalam tema jenazah, yang berjudul “Ahkaam al-Janaa`iz” (hal. 106), beliau berkata :

لكن الأفضل الصلاة عليها خارج المسجد في مكان معد للصلاة على الجنائز كما كان الأمر على عهد النبي صلى الله عليه وسلم، وهو الغالب على هديه فيها

“Namun yang lebih utama adalah sholat jenazah diluar masjid, di tempat yang khusus dipersiapkan untuknya, sebagaimana ini adalah perkara yang terjadi pada zaman Nabi dan umumnya ini yang dipraktekkan Nabi padanya”. 

Beliau membawakan beberapa hadits untuk memperkuat argumentasinya, diantara hadits yang dibawakan adalah hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhumaa dalam Shahih Bukhari :

أَنَّ الْيَهُودَ جَاءُوا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَجُلٍ مِنْهُمْ وَامْرَأَةٍ زَنَيَا، فَأَمَرَ بِهِمَا فَرُجِمَا قَرِيبًا مِنْ مَوْضِعِ الْجَنَائِزِ عِنْدَ الْمَسْجِدِ

“Bahwa orang-orang yahudi mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam membawa laki-laki dan wanita dari kalangan mereka yang berzina, maka Beliau memerintahkan keduanya untuk dirajam di area dengan tempat biasanya untuk sholat jenazah disamping masjid”. (HR. Bukhari).

Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitabnya “Fathul Bari” berkata :

ودل حديث ابن عمر المذكور على أنه كان للجنائز مكان معد للصلاة عليها، فقد يستفاد منه أن ما وقع من الصلاة على بعض الجنائز في المسجد كان لأمر عارض، أو لبيان الجواز. والله أعلم.

“Hadits ibnu Umar radhiyallahu anhu yang disebutkan disini menunjukkan bahwa untuk penyelenggaran sholat jenazah ada tempat khusus yang dipersiapkan untuknya. Diambil faedah juga bahwa pelaksanaan sebagian sholat jenazah didalam masjid karena ada sebab tertentu atau untuk menjelaskan akan kebolehannya. Wallahu a’lam.

Oleh: Abu Sa’id Neno Triyono

About semar galieh

Check Also

Bolehkah Mengakikahi Diri Sendiri Setelah Dewasa?

Fikroh.com – Sebelumnya perlu untuk diketahui, bahwa akikah hukumnya sunah muakadah (sunah yang ditekankan), bukan …