Fikroh.com – Kita tentu senang dengan dukungan pihak-pihak non-muslim atas Palestina dan kecaman mereka terhadap penjajahan israhell. Kita dapati nama-nama semisal pesepakbola Cristiano Ronaldo, band Rage againts the machine hingga beberapa personel Black Flag mendukung Palestina, bahkan orang semisal Ulil Abshar Abdalla saja memberikan dukungan dan pembelaaan kepada Palestina. Maka terlebih lagi seorang muslim, ia wajib memberikan loyalitaa dan pembelaannya kepada Palestina.
Kita tentu menyayangkan sikap beberapa ikhwan yang tidak memberikan dukungan dan pembelaaan dikarenakan peperangan Palestina saat ini digambarkan hanyalah Hamas vs Israhell dengan dalih bahwa Hamas adalah buatan Israhell, Hamas bekerjasama dengan Iran, Hamas adalah sayap firqah Ikhwanul muslimin, Hamas begini begitu. Kukungan doktrin pengajian atas nama manhaj menjadi penghalang bagi Ikhwan tersebut untuk menjadi manusia yang waras, ya cukup menjadi manusia yang waras untuk mendukung dan membela Palestina.
Kita bahas satu persatu, Hamas buatan Israhell? Dimanakah data dan bukti valid yang kita bisa dapatkan mengenai hal ini? Ucapan Syaikh Sa’id Ruslan saja? Sejak kapan sebuah ucapan Syaikh menjadi acuan hukum terlebih tanpa data dan bukti? Bukankah dalam sebuah hadits disebutkan :
البينة على المدعي واليمين على من أنكر
“Yang menuduh wajib mendatangkan bukti, adapun yg tertuduh cukup baginya bersumpah”.
Mana buktinya? Perkara ini bukanlah layaknya fatwa ulama dalam urusan fiqih yang ulama berfatwa dengan didasari ilmu alat dan perangkat beristinbath dan ijtihad yang ada padanya. Terlebih semua perkataan bisa ditolak bisa diterima, kecuali sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Kita pun tidak menerima berbagai tuduhan dakwah salafiyyah corong Yehuudiy Amerika hanya dikarenakan adanya kerjasama yang panjang antara Saudi dan Amerika dan baiknya hubungan diantara keduanya.
Berikutnya Hamas bekerja sama dengan Iran apakah Hamas memiliki aqidah seperti aqidah Syi’ah? Buktikan! Kemudian, lantas bagaimana dengan presidenmu sendiri yang bekerjasama dengan Iran, mengunjungi pemimpin tertinggi agama Syi’ah saat ini dan presiden Iran, menjalin berbagai kerja sama pertukaran pelajar dan budaya, bahkan di selatan Jakarta Iran punya ICC yang menjadi pusat informasi dan penyebaran budaya dan Syi’ah, semuanya atas restu presiden. Apakah engkau akan mengatakan presidenmu Syi’ah pro Iran? Tersebarnya Syi’ah di Indonesia adalah buah dari kerjasama Iran-Indonesia yang sudah terjalin puluhan tahun. Orang yang waras dan berpikir jernih tentu tidak akan serampangan memvonis “oh kalau begitu presiden RI pro Syi’ah, pro Iran” dst.
Hamas berdiri 1988 Masehi, jauh setelah israhell mencaplok Palestina dan berperang melawan negara-negara Arab, didirikan oleh Asy-Syaikh Ahmad Yasin rahimahullah, ulama Palestina ketika itu yang awal 2000an lalu dibunuh oleh israhell tatkala pulang dari shalat subuh. Begitu juga pembunuhan israhell terhadap pimpinan-pimpinan Hamas melalui kerjasama mosad dan munafikun yang ada di sana. Hamas saat ini eksis di Gaza, sebuah tempat yang jelas-jelas jauh lebih religi, lebih militan dan basis perlawanan terhadap israhell dari beberapa tempat di Hebron, Ramalah, hingga Al-Quds sekalipun. Fakta menunjukkan Hamas bukan buatan Yehuudiy, saat ini hanya dibutuhkan data valid dan bukti yang kuat untuk memvonis bahwa Hamas adalah produk Yehuudiy. Sebagaimana kita telah mengetahui dalam hadits di atas, bahwa yang memvonis wajib memberikan bukti. Kalau anda katakan : “Ini yang mengatakan Syaikh Sa’id Ruslan!”. Apakah perkataan beliau wahyu dari langit sehingga tuduhan tanpa bukti diterima begitu saja? Padahal dalam banyak masalah beliau diselisihi, dibantah hingga ditahdzir juga oleh banyak masyaikh kibar ahlus sunnah.
Karena Hamas dari Ikhwanul muslimin, thayyib… ini akan sangat menyedihkan jika ikhwan pengajian tidak mendukung, membela dan Mendoakan kebaikan untuk Hamas disaat mereka berperang melawan israhell hanya karena Hamas Ikhwanul muslimin. Hal ini menunjukkan jahilnya mereka dalam perkara aqidah, perkara manhaj yaitu al-wala’ wal bara’ walaupun meraka selama ini mendaku memiliki pengetahuan manhaj yang kuat, hakikatnya mereka orang terbodoh dalam manhaj salafus shalih.
Asy-Syaikh Bin Baz rahimahullah menyatakan: “Seorang muslim yang memiliki berbagai kemaksiatan dan kek kukurangan maka ia tetap memiliki hak untuk dibela, dicintai dari sisi keimanannya. Wajib bagi mukmin untuk menunaikan haknya dari sisi keimanan si muslim tersebut, sedangkan sisi lainnya (dari sisi kemaksiatan dan kekurangannya) si muslim ini mendapatkan dibenci, mendapatkan wejangan, bimbingan dan amar makruf nahi munkar dari sisi yang lain, yaitu karena sikap maksiat dan kekurangannya. Ia tetap dicintai karena keislaman dan keimanannya, ia dibenci sesuai dengan kadar berbagai maksiat dan bid’ah yang ada padanya….” (Subulussalam hal. 208). Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah juga menyatakan : “Al-wala’ wal bara’ tidak berkaitan dengan maksiat, keburukan dan kebaikan. Agar diketahui bahwa seorang mukmin wajib engkau memberikan wala’ kepadanya walaupun ia bersikap zhalim dan melampaui batas terhadap dirimu. Orang kafir wajib engkau musuhi walaupun ia memberika. Sesuatu hal kepadamu dan berbuat kebaikan untukmu”. (majmu’ al-fatawa Hal. 208 jilid 8).
Sungguh merupakan keburukan dan bahkan kemunafikan tatkala kaum muslimin sedang berperang dan ditindas kafirin, malah ada yang memojokkan kaum muslimin tersebut dan menyalah-nyalahkannya. Ajaibnya, mereka sendiri meyakini Hamas tidak kafir, namun lebih ajaib lagi tatkala mereka memperlakukan Hamas layaknya kafirin dengan bara’ secara total, tidak ada wala’ sedikitpun.
Kita membaca dengan mata kepala kita sendiri komentar sebagian ikhwan yang bahkan kita kenal malah menyatakan Hamas sebagai biang kerok, sementara israhell selamat dari lisannya dari hujatan “biang kerok” dengan dalih bahwa Hamas menyerang menyebabkan rakyat sipil Palestina dibunuh. Orang yang mengucapkan ini sungguh telah menyakiti perjuangan kaum muslimin, padahal seluruh kaum muslimin di Gaza berpihak kepada Hamas, bahkan sejumlah kaum muslimin yang saya jumpai di Al-Quds, Jericho, hingga anak-anak muda yang tampak jauh dari agama di Hebron sekalipun mereka berpihak kepada Hamas daripada Fatah yang lebih memilih berdamai dengan israhell dan cenderung liberal.
Dahulu tatkala kaum muslimin melawan israhell dengan ketapel, mereka mengatakan tidak berfaidah dan dengan jahatnya mereka membawakan hadits tentang ketapel. Ketika Hamas sudah memilki ribuan rudal dan menjaungkau semua wilayah israhell, mereka tetap “Istiqomah” menyalahkan dengan dalih israhell akan membalas serangan ke sipil di Gaza, padahal Hamas hanya merespon atas serangan israhell kepada rakyat sipil selama puluhan tahun. Sebelum Hamas hadir pada 1988, israhell pun sudah menggempur rakyat sipil Palestina selama puluhan tahun. Kemudian juga sangat aneh Hamas disalahkan karena banyak korban sipil. Orang-orang ini jika hidup pada zaman kemerdekaan, kemungkinan besar mereka akan menyalahkan para pejuang semisal bung Tomo yang melawan Inggris, sehingga menyebabkan banyak korban rakyat sipil. Demikian juga mereka akan menyalahkan Jendral Soedirman, karena perlawanan beliau dan pasukannya menyebabkan korban jiwa sebanyak 150.000 dari rakyat Indonesia, sementara dari pihak Belanda hanya 6200, itupun mayoritas mereka adalah opas alias murtaddun Londo Ireng. Mereka akan menyalahkan peju
ang dalam berbagai terhadap Belanda sehingga Bandung menjadi lautan api.
Sungguh sangat tidak hikmah disaat Hamas sedang berjIhad melawan kafirin mempertaruhkan nyawa, malah ada sebagian komunitas pengajian yang membantah Hamas. Bukankah ini jalan dan peluang bagi kafirin pro israhell untuk memojokkan Hamas dan menyebabkan kaum muslimin enggan membela dan mendoakan Hamas. Sebagian orang-orang di komunitas tersebut dengan sok tahu mengatakan “tidak ada jihad syar’i di Palestina”. Mereka pikir hanya mereka yang mempelajari fiqih Kitabul jihad? Hamas banyak doktor syariah, di Gaza hidup majelis fiqih dan mereka menerapkannya dalam amal.
Benar pada Hamas terdapat catatan sebagaimana dijelaskan ulama, namun mereka tetaplah muslimin yang memiliki hak untuk dibela, dicintai sesuai kadar keimanan mereka. Mereka dibantah, dibenci sesuai dengan penyimpangan mereka, tidak secara totalitas. Dahulu Romawi yang Kristen bertempur dengan Persia yang Majusi, maka kaum muslimin pro Romawi, sedangkan musyrikin Quraisy pro Majusi. Kok bisa komunitas pengajian malah tidak ada pembelaan sedikitpun kepada kaum muslimin di Palestina dengan alasan-alasan bla bla bla. Kita tentu sangat mengkhawatirkan keimanan mereka. waspadalah terhadap mereka.
Penulis: Abu Hanifah