Mengapa Hilang Rasa Nikmat Beribadah?

Mengapa Hilang Rasa Nikmat Beribadah?

Fikroh.comSesungguhnya ibadah itu membawa kenikmatan saat dijalankan. Laksana kenikmatan yang bisa dirasakan oleh raga ini. Namun adakalanya ibadah terasa hambar dan hilang nilai spiritualitasnya. Apa penyebab hilangnya rasa nikmat dalam beribadah? Mungkin nasehat-nasehat ulama inilah jawabannya:

(1). Dzun Nun رحمه الله telah berkata:

“Jasad sakit karena penyakit, dan hati sakit dikarenakan dosa. Maka sebagaimana jasad itu tidak akan dapat utk merasakan lezatnya makan ketika sakit, begitu pula dengan hati, dia tidak akan mampu mengecap nikmatnya ibadah karena berbagai dosa” (lihat Shifatus Shafwah IV/316) 

(2). Wuhaib bin al-Warad رحمه الله ditanya : 

“Apakah orang yang melakukan maksiat itu bisa merasakan nikmatnya beribadah ?” Dia menjawab : “Tidak”, begitu pula bagi orang yang di dalam hatinya “TERBESIT” keinginan untuk melakukan maksiat” (Dzammul Hawaa hal 196 oleh Imam Ibnul Jauzi).

(3). Imam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata:

“Kedudukan dzikir bagi hati seperti makanan bagi jasad. Maka sebagaimana jasad tidak dapat merasakan lezatnya makanan tatkala sedang sakit, demikian pula hati tidak akan dapat untuk merasakan nikmatnya berdzikir bersamaan dengan cinta dunia” (Al-Majmu’ al-Fataawa IX/312)

(4). Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:

“Tidaklah seorang hamba yang melakukan sebuah dosa, melainkan akn lenyap darinya sebuah kenikmatan dari Allah Ta’ala sesuai dengan besarnya dosa tersebut. Maka jika dia bertaubat serta kembali kepada Allah, niscaya nikmat tersebut atau yang semisal dengannya akan kembali kepadanya. Namun apabila dia terus menerus melakukan dosa, niscaya nikmat tersebut tidak akan kembali kepadanya serta dosa-dosa itu akan terus nanti melenyapkan sebuah kenikmatan dari seorang hamba hingga mencabut semua kenikmatan” (Thariiqul Hijratain hal 271)

(5). Imam Abdul Aziz bin Baaz رحمه الله 

telah ditanya, bagaimana aku bisa mendapatkan manisnya iman? 

Maka beliau menjawab:

“Dengan (berusaha) fokus dalam beribadah kepada-Nya, memberikan perhatian terhadap ibadah, menghadirkan hati dalam beribadah, mengingat kebesaran Allah & kebaikan-Nya, mengingat Surga, Neraka dan juga kematian. Semua ini merupakan sebab-sebab yang bisa mendatangkan manisnya keimanan, mendatangkan kelezatan dalam bermunajat kepada Allah, merasa nikmat saat membaca al-Quran serta berdoa ketika menghadirkan kebesaran Allah. Selalu mengingat bahwa dunia ini akan sirna dan sungguh seorang hamba akan mendapatkan sesuai dengan kebaikan ataupun kejelekan yang telah dia lakukan” (http://www.binbaz.org.sa/noor/1429)

Oleh: Ustadz Najmi Umar Bakkar

About semar galieh

Check Also

Bolehkah Mengakikahi Diri Sendiri Setelah Dewasa?

Fikroh.com – Sebelumnya perlu untuk diketahui, bahwa akikah hukumnya sunah muakadah (sunah yang ditekankan), bukan …