Tafsir Mimpi & Misteri Pembunuhan di Istana

Bagaimana nasib tukang roti dan Barista istana? “Berkatalah salah seorang diantara keduanya: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur”. Dan yang lainnya berkata: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung”. Berikanlah kepada kami ta’birnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena’birkan mimpi)”.

Ta’bir itu sinonim dengar tafsir. Keduanya pemuda malang ini memohon kepada Yusuf AS untuk menjelaskan makna mimpi ganjil mereka. 

Ucapan mereka “sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai” memberikan isyarat bahwa mereka telah menyaksikan Yusuf menjadi guru bagi sekalian penduduk penjara. Nampak pada mereka bahwa Yusuf AS adalah orang yang paling ngerti dan paham ilmu-ilmu yang membuat semua orang takjub. Jadi datangnya mereka berdua kepada beliau bukan satu kebetulan, bukan coincidence. Mereka ngga nyamperin orang lain yang bodoh-bodoh.

Tentunya ini isyarat bahwa Yusuf melakukan tugasNya, tugas kenabian, dakwah kepada bangsa Mesir. Semua penduduk penjara jelas murid dia semua. Sekalipun Quran tidak menyebutkan eksplisit. Klo ada ulama dakwah siang malam di kampung Anda, lalu tiba-tiba Anda punya kesulitan yang cukup musykil dicerna nalar, Anda pasti ngga pikir panjang. Anda akan cari ulama tersebut dan minta pandangannya, ngga akan curhat ke orang lain sekedar minta opini retjeh.

Yusuf AS melihat satu peristiwa genting. Satu dari kedua penanya pasti mati. Tapi dari satu kegentingan ini, ada hal yang jauh lebih penting diatas itu semua… lebih penting dari tafsir mimpi mereka. Seruan kepada husnul khatimah, yaitu akhir kematian yang baik. Dan sebaik-baik kematian, adalah kematian dalam keadaan tahu siapa gerangan Pencipta Langit dan Bumi ini. Mati bukan sebagai orang yang ngga paham tujuan dia lahir.

Yusuf AS membuka jati dirinya dengan menampakkan mukjizat saat itu juga. Dan memang, para Nabi seluruhnya dibekali mukjizat oleh Allah sebagai bukti kenabiannya. Kita berkali2 membaca bagaimana para Nabi menampakkan mukjizat yang luar biasa dalam rangka memantapkan keyakinan pengikutnya dan membela kebenaran. Apa mukjizatnya? “Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu…” (Yusuf:37). 

Yusuf menyebutkan dengan jitu, detil menu makanan penjara yang akan dihidangkan saat itu, padahal makanan tersebut belum datang. Ngga ada penghuni penjara yang tau mereka akan makan apa. Barangkali Yusuf AS telah melakukan “tebakan” ini sebelumnya berkali-kali dan selalu betul, semua penghuni penjara lihat keajaiban yang ganjil ini. Padahal Yusuf selalu bersama mereka, ngga pernah keluar penjara. Bagaimana Yusuf tahu? Allah memberitahunya.. 

Ingat ulasan kita pada awal-awal kisah Yusuf AS… Jibril AS memberitahu Yusuf ketika di dalam sumur belasan tahun lalu, terkait rincian apa saja yang akan terjadi di masa depan. 

Hal yang terpenting itu adalah, seruan kembali kepada Tauhid, kepada mengesakan Tuhan Allah semata. “Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian”.

Jadi Yusuf memulai dengan menampilkan mukjizat, lalu menjelaskan siapa Allah, yaitu Dia yang kuasa mengajarkan ilmu tentang tafsir mimpi dan masa depan. Sehingga pendengarnya betul-betul terpana. Karena hal yang “benar” saat itu adalah perkara asing. Orang tidak bisa begitu saja diyakinkan dengan cara biasa. 

Meskipun Quran menggambarkan hanya kilasan pertemuan, tapi sebetulnya terjadi dialog cukup panjang antara mereka berdua dengan Yusuf. Tentunya keduanya heran, ada manusia yang tidak beriman dengan dewa-dewa Mesir. Mereka bertanya, “jadi engkau tidak beriman dengan dewa anu? Jadi ada berapa Tuhan itu? Siapa dia? Lalu bagaimana dengan dewa A, B, C, D?

Yusuf katakan, “Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya.” Yusuf AS berpindah untuk mengajak mereka berpikir. Apakah mereka ingin tetap berada dalam agama nenek moyang atau “aslama”, kembali kepada tauhid?

Quran tidak menyebutkan apakah kedua pemuda ini akhirnya beriman atau tidak. Tapi logika kita, setelah ditunjukkan dihadapan mata satu mukjizat yang agung, disampaikan seorang Nabi langsung, bahkan mereka sampai mempercayakan tafsir mimpi mereka kepada orang yang baru mereka kenal, tentu kuat kemungkinan mereka beriman saat itu juga. Klo ngga, tentunya Yusuf tidak akan buru-buru pindah menjelaskan tafsir mimpi keduanya. Dia akan terus meyakinkan mereka tentang keesaan Allah. 

Tapi sekalipun keduanya tidak beriman misal, bukan urusan dia lagi. Tugas para Nabi hanyalah menyampaikan, hidayah itu urusan Allah.

“Hai kedua penghuni penjara: “Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)”. (Yusuf: 41)

Tafsir Yusuf ini, sekalipun tidak menunjuk siapa diantara mereka yang akan dieksekusi, tapi sangat jelas sekali maknanya bagi keduanya. Dia adalah Nabi pembawa rahmat. Dia tidak jatuhkan mental orang yang hidupnya tinggal sebentar lagi dengan mengatakan, “Engkau tukang roti, yang akan mati besok!”. Meskipun tidak dijelaskan dalam Quran, kita yakin seorang Nabi seperti Yusuf AS akan terus membesarkan jiwa si Tukang roti malang ini dan untuk mempertebal rasa tawakkal kepada ketentuan Allah. Dunia kadang “tak adil” pada orang kecil. Tapi ada hal-hal di balik dunia ini yang lebih indah, balasan bagi orang-orang yang bertakwa. 

Lalu datanglah keputusan pengadilan. Berdasarkan keterangan saksi-saksi, didukung bukti forensik sidik jari, rekaman CCTV, sample racun, urine, dll sehingga jelas bahwa pelaku pembunuhan adalah si tukang roti. Tukang roti pun mengaku, lalu menyebutkan dalang-dalang yang telah membujuknya melakukan drama paling berbahaya dalam sejarah kerajaan itu. Semua dalang dan kaki tangannya ditangkap dan dihukum pancung… mati, kecuali dia dihukum berbeda sendiri dengan cara disalib sebagaimana tafsir dari Yusuf AS. Jasadnya tetap digantung disalib sampai burung bangkai mulai memakan kepalanya. 

Kepada si barista yang selamat dari kematian, dia dapat pesan, “Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu”. Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya.” (Yusuf:42)

Berapa lama “Bidh’a siniin” atau “beberapa tahun lamanya” itu? Jawabnya, 10 tahun dalam penjara. 

Siapa yang keluarkan Yusuf dari penjara? Allah. Tapi apa yang menyebabkan Yusuf bisa keluar? Ilmunya mebuat dia keluar dari penjara. Klo Yusuf ngga ngerti dan ngga punya mukjizat tadi, dengan cara apa dia bisa keluar? Bisa-bisa membusuk dipenjara.

Kita akan lanjutkan dengan kisah mimpi raja dan kisah keluarnya Yusuf dari penjara insya Allah.

Tulisan ini saya persembahkan buat guru-guru kami dan kawan-kawan kami yang mendahului kami karena wabah ini. Saya ngga bisa gambarkan kesedihan saya dengan kata-kata, seperti yg biasa sy lakukan. Ini untuk kawanku yang saya kasihi sejak saya remaja di SMA dulu, Babeh. Orang besar yang sangat menginspirasi. Juga almarhum mas Agus dari birmingham, yang membawa saya jauh bisa berangkat haji. Juga untuk almarhum ust Masruhin Sahal, yang tulisannya selalu masuk tiap hari di wa saya. Dan yang terkasih Dr. Ainul Haris. Allah muliakan mereka semua dengan syahid, Amien.

Kisah Yusuf sebelumnya:

– Misteri pembunuhan di Istana

https://bit.ly/2UvadLn

About semar galieh

Check Also

Bolehkah Mengakikahi Diri Sendiri Setelah Dewasa?

Fikroh.com – Sebelumnya perlu untuk diketahui, bahwa akikah hukumnya sunah muakadah (sunah yang ditekankan), bukan …